Mungkin aku yang salah, tak memberi apa yang kamu mau. Tapi inilah
aku dengan segala hal yang membuatmu benci padaku, aku tak sesempurna bayangan
yang kau inginkan, dan mungkin aku tak pantas bersanding denganmu dan
kesempurnaan yang kamu mau.
Bertahan, satu kata yang selalu menjadi janji kita. Mengalah
adalah kegiatan favorite kita ketika masalah menyebar ke nalar tanpa akal
sehat. Air mata selalu menjadi oasis ketika kita haus akan kasih sayang dan
kerinduan yang mengekang namun terikat gengsi yang tak pernah mau berucap
duluan. Padahal kita sama-sama butuh, padahal kita sama sama menginginkan,
padahal kita sama sama sakit tapi kenapa masih saja hal yang sama terulang lagi
dalam hubungan kita sayang?
Aku tau kamu lelah akan kehidupan yang membebani mu, aku tau
kamu tak sanggup lagi menopang beban yang ada di pundakmu, padahal aku sering
bilang, bagilah aku sedikit bebanmu itu agar aku tau rasanya jadi kamu. Tapi kamu
selalu balas dengan kata-kata yang meremehkan aku, kamu tak mungkin sanggup
jika jadi aku ujarmu.
Seberat apa beban mu sayang? Sesakit apa hatimu ketika
melihat orang lain hidup dengan bergelimang kasih sayang dari sekitar nya? Apa aku
tak bisa memberimu semua yang kamu butuhkan? Apa aku tak bisa menjadi ibu,
ayah, ataupun sahabat bagimu? Kamu bilang kamu selalu nyaman, kamu bilang aku
seperti ibumu, kamu bilang kamu tak akan meninggalkan ku karna apapun juga. Tapi
kini keadaan berbeda, kamu hilang, kamu yang ku kenal menghilang di tengah
kecemburuan social yang terjadi di sekitarmu. Kamu benci pada mereka yang bisa
lebih dari mu, kamu menjauh hanya karna kamu kira kamu tak pantas untuk ku, tak
mungkin pantas bersanding dengan orang sepertiku. Hidupku tak semenarik yang
kamu fikirkan, hidupku pun butuh pengorbanan hingga aku bisa sampai di titik
kesenanganku.
Dan kita berakhir… banyak yang lebih dari kamu, banyak bisa
memberiku kebahagiaan selebih yang kamu berikan, tapi pernah berfikir kenapa
aku bertahan dengan kamu? Karna aku tak yakin kebahagiaan ku bisa terbayar oleh
materi. Karna aku tau aku penuh kekurangan maka dari itu aku bertahan, karna
aku masih bisa menerima kekuranganmu pula aku bertahan. Hanya karna itu kamu
tutup matamu dari kebahagiaan yang datang padamu?
Berhentilah berlari sayang, istirahatlah sejenak sayang. Lihat
kebelakang kamu telah berlari sejauh itu, apa kamu tak lelah? Lihat lah kiri
kanan sayang banyak mereka yang menawarkan kebahagiaan padamu tapi terlewat
begitu saja? Apa yang kamu kejar di depan? Apa yang kamu takutkan di belakang? Berhentilah,
bernafaslah sejenak.
Aku tak bisa menyandingi kencangnya lari mu, aku tak bisa
memberimu sebotol air untuk kamu teguk jika kamu tak berhenti, aku tak sehebat
itu dalam hal pelarian dari kehidupan. Aku mohon berhenti dan lihat lah aku
yang tak pernah mempermasalahkan kekuranganmu. Aku takut kamu terjatuh karna
begitu lelah, aku takut kamu terluka dan aku tak bisa menopangmu berjalan karna
aku tertinggal jauh.